Agar mampu bersaing di tingkat dunia, mahasiswa dituntut memiliki tujuh keterampilan abad 21. Tanpa menguasai keterampilan ini, lulusan perguruan tinggi limbung menghadapi kencangnya kompetisi.
Demikian disampaikan Communication Specialist (ahli komunikasi) dari Research Triangle Institute (RTI) International Erix Hutasoit dalam seminar Ikatan Mahasiswa Islam (IMI) Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area (UMA) bertajuk Mahasiswa “Dulu, Kini dan Nanti yang digelar di Kampus II UMA, Jalan Setia Budi Medan.
Tujuh keterampilan yang harus dikuasai itu, terang Erix, meliputi kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, berkolaborasi lintas jejaring dan memimpin dengan memengaruhi orang, kemampuan dan adaptasi, berinisiatif dan berjiwa wirausaha, komunikasi efektif secara oral dan tertulis, mengakses dan menganalisis informasi, dan ketertarikan dan imanijasi.
Ketua IMI FE UMA Adi Siswanto mengatakan, seminar tersebut ditujukan memberikan pandangan baru bagi mahasiswa dalam menghadapi globalisasi. Salah satu contoh globalisasi yang sudah di depan mata adalah Asean Economic Community (AEC). “Masyarakat ekonomi ASEAN segera berlaku. Artinya, pekerja dari negara lain bisa bekerja disini. Kalau kita tidak siap ini adalah ancaman,” ujarnya.
Menurut Erix Hutasoit, ada paradok antara mutu tamatan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Produk tamatan perguruan tinggi (PT) tidak sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Hal itu disebabkan orientasi pendidikan di PT masih didominasi keterampilan yang bersifat hard skill. “Sekitar 80 persen materi dan metode perkuliahan di PT masih mengutamakan hard skill. Akibatnya mahasiswa cenderung mengejar nilai akademis sebagai satu-satunya ukuran keberhasilan,” terangnya.
Erix mengapresiasi kebebasan akademik yang ada di UMA. UMA dianggap sangat konsiten mendukung mahasiswa mengembangkan diri. “Selama saya kuliah di sini, saya mendapat kebebasan untuk melakukan seminar, pelatihan atau lokakarya. Semua kegiatan inilah yang membantu saya berhasil menjalani pekerjaan yang saya jalani sekarang,” terang alumni FE UMA ini. ( zahendra)